Senin, 12 Oktober 2009

Megabestseller

Baru kembali setelah melanglang buana + ne ka i (maksudnya kata kerja dari TKI, gitchu…) di negeri orang selama lima tahun, dan aku langsung menghadapi life + death experience waktu hampir ditabrak bus kota di depan Bandara Soekarno Hatta. Untungnya si abang sopir bus nggak kece, jadi aku bisa tega nyap-nyap ke dia sambil ngelatih kosa kata sumpah serapah ala Jakarte yang udah sekian lama nggak kepake. Takut berkarat, hehehe…

Eniwei, setelah nyegat taksi yang lewat, aku pergi ke tempat tujuan pertamaku setelah sampai di kota baru. Yap! It’s a bookstore!

Nicely done. Toko buku Gramedia yang dulu udah gede ternyata sekarang jadi makin gede. Setelah puas ngubek-ngubek itu toko selama satu jam, akhirnya mataku nggak bisa lepas dari sebuah kover buku yang ada di rak bestseller. Bukan, bukan karena judul buku itu yang kebetulan udah terkenal sampai ke negeri seberang tempat aku tinggal dulu. Tapi karena tulisan di bagian atas kovernya.


Notice anything? Tulisan megabestseller misalnya? What a word.

Seumur-umur, baru sekali ini aku denger istilah megabestseller. Ceritanya emang seru, tapi megabestseller? Berat…

Kalau dibandingin, jadinya mungkin seperti ini:

Bukunya sendiri sebenarnya lumayan, walaupun yang nulis kayaknya have a thing sama poligami dan Mesir, soalnya buku-buku megabestsellernya selalu menggunakan formula yang mirip-mirip.


Mahasiswa miskin tapi pinter + mesir + poligami complex = megabestseller


Nais.

Eniwei, the most important thing sekarang adalah aku udah pulang, dan bersiap untuk memulai hidup baru di rimba Jakarta. Siap-siap untuk makan gado-gado lagi, siap-siap untuk menerjang macet lagi, siap-siap untuk memulai chapter hidup yang baru lagi!

1 komentar: